Sujudku menelaah ukiran sajadah
Kalighrafi suci terbentang seluas
cakrawala
Lukiskan malam dengan lusinan
keheningan
Dan malam menjadi maharaja dari
segala permohonan.
Ada kematian sebelum kematian itu
ada
Ada tetes air mata padahal mata
kita kering
Juga napas yang tersengal
menanggalkan dunia
Tempat di mana kita tertawa serta
melupakannya.
Sebuah haqiqi yang terkadang tak
sempat kita tinggali
Sebelum ayat ayat suci memanggil
dan memaknai
Jiwa kita adalah jiwa yang
tersesat
Saat ujung hati kita berkarat dan
tak sempat mengasahnya lagi.
Pengakuanlah yang menerbangkanmu
Di persimpangan yang engkau pun
tak pernah tahu
Sampai engkau kembali, dan
munajatkan diri dalam do’a
Dan di persimpangan, di sanalah
engkau menghela sebuah tujuan..
Terwujud Aku
Dari bernas kuasa Tuhan
Yang menyeranta hidup dan
kematian
Oleh suatu panggilan atau
perjanjian.
Terukir diriku Dalam sulaman zaman
Yang menghibahkan sebuah tempaan
Tempat berbuat di antara dosa dan
pahala.
Berupa aku
Dari kedua sisi yang berlainan
Tujuan bukanlah suatu permainan
Walau perantaraku adalah
keajaiban Tuhan.
Aku makna dari sebuah keinginan
Yang tak semestinya tertawan oleh
keinginan
Rupaku tak menyerupaiku, itu
hanyalah kemudi
Di kemudikan inginNya agar aku
menjadi nakhoda.
Mengemudikan kapal diriku dan meniupkan semangat, 2016
EmoticonEmoticon